PEMIKIRAN
HATTA TENTANG NASIONALISME DAN KOPERASI DALAM PERGERAKAN PERHIMPUNAN INDONESIA
(PI)
Oleh:Dr.H.Suhaeli,M.SI
A. Pemikiran Hatta Tentang
Nasionalisme dan Koperasi
Sebelum membahas
sumbangsih pemikiran Hatta dalam pergerakan Perhimpunan Indonesia (PI), saya
ingin memaparkan sedikit saja latar belakang kehidupan Hatta. Dilahirkan di
Bukittinggi pada tahun 1902, Ia dikenal sebagai seorang yang pendiam dan suka
belajar. Hobinya yang suka membaca membuat ia memiliki wawasan yang luas dan
memiliki banyak buku diantara mahasiswa Indonesia lainnya di Negeri Belanda. Di
negeri Belanda, Hatta lebih banyak menunjukan minta dalam politik dan aktif
dalam kegiatan PI dibandingkan dengan belajar di universitas. Jabatannya
sebagai bendahara PI (dan akhirnya menjadi ketua PI) membuatnya lebih banyak
menghabiskan waktu untuk mempertajam pikiran politiknya dalam mempropagandakan
gagasannya tentang nasionalisme dan koprasi (baik melului artikel, pamflet. dan
pidato).
Gagasan Hatta tentang
nasionalisme ialah menekankan pada pentingnya kesatuan Indonesia dan
menyakinkan kepada pemuda akan peranan penting pemuda dalam mencapai suatu
bangsa yang merdeka dan bersatu. Ada empat pikiran pokok dalam ideologi nasionalisme,
diantaranya adalah[1]:
Pertama, Kesatuan Nasional yakni perlunya
mengesampingkan perbedaan khas dan bersifat kedaerahan untuk menciptakan suatu
negara kebangsaan Indonesia yang bersatu dan merdeka; Kedua, Solidaritas, yakni menghidarkan perbedaan antar orang
Indonesia, menyadari besarnya pertentangan kepentingan antara penjajah dan yeng
terjajah dan perlunya kaum nasionalis mempertajam konflik antara ras kulit sawo
matang dan ras kulit putih; Ketiga,
Nonkooperasi yakni perlunya menyadari bahwa kemerdekaan tidak dapat diberikan
secara Cuma-Cuma oleh Belanda tetapi harus direbut oleh bangsa Indonesia dengan
mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri dan karenanya tidak perlu
mengindahkan dewan perwakilan yang didirikan oleh pihak kolonial seperti
Volksraad; dan Keempat, Swadaya yakni
menolong diri sendiri dengan mengandalkan kekuatan sendiri mengembangkan suatu
alternatif struktur sosial, ekonomi, politik, dan hokum yang kuat dan berakar
dalam masyarakat pribumi serta sejajar dengan pemerintah kolonial (konsep
negara dalam negara). Ideologi tersebut merupakan wujud pemberontakan oleh
kelompok elite pemuda Indonesia dalam melawan paternalisme Pemerintah Belanda
di Indonesia. Dengan demikian, pemikiran tersebut dijadikan sebagai pedoman
dalam pergerakan Perhimpunan Indonesia (PI) untuk menyatukan seluruh rakyat
Indonesia.
Pada bidang ekonomi,
hasil dari pemikiran Hatta ialah konsep tentang koperasi. Ide ini muncul ketika
ia melihat dan mempelajari gerakan koperasi Eropah yang dianggap sebagai suatu
metode organisasi ekonomi yang dapat mencegah pemerasan seseorang oleh orang
lain yang sangat cocok dengan tradi pedesaan Indonesia yaitu gotong-royong.
Dalam Hal ini, koperasi juga dianggap
dapat mengembangkan sikap saling berbagi serta saling membantu. Oleh karena
itu, koperasi merupakan alternatif dalam membendung imperialisme dalam bidang
ekonomi dan dapat membuat rakyat Indonesia menjadi bangsa yang mandiri.
B. Pergerakan Perhimpunan Indonesia
(PI)
PI merupakan suatu organisasi yang
dibentuk untuk menyatukan seluruh rakyat Indonesia dalam melawan Belanda
(penjajah). Keberhasilan dalam menyatukan persatuan seluruh rakyat Indonesia,
tercapainya kemerdekaan dan pembentukan masa depan bangsa Indonesia terletak di
tangan pemuda. Mereka yang berpendidikan di Barat dan termasuk golongan elit
intelektual yang memiliki kesadaran politik, memiliki tanggung jawab untuk
memimpin kebangkitan nasional. Pada bulan November 1923 muncullan suatu artikel
dalam Hindia Poetra yakni menjelaskan bahwa perjuangan nasional seharusnya
menjadi lebih bersemangat jika kaum intelektual muda memainkan peran penting
didalam pergerakan tersebut. Dengan demikian, gerakan PI ini dipelopori oleh
pemuda[2].
Gerakan
ini didasarkan pada tindakan yang tidak menggunakan kekerasan dalam menjatuhkan
Belanda (penjajah). Selain itu gerakan ini juga berdasarkan pada kebencian
terhadap penguasa asing dan cinta terhadap rakyat Indonesia. Artinya kalo
gerakan ini disatukan atas dasar cinta maka tidak boleh ada tindakan yang
menghancurkan. Dalam hal ini, gerakan ini juga tidak hanya dituntut dengan
cinta tapi juga dituntut untuk tetap menjaga agar tugas dalam setia tindakan
dilakukan dengan penuh kesadaran. Dalam mengambil sikap Gerakan yang
nonkooperatif hal ini tidak lepas dari pengaruh pengalaman gerakan yang
dilakukan oleh Gandhi di India dan pengalaman gerakan Sinn Fein di Irlandia.
Hatta menyakini bahwa cepat atau lambat setiap gerakan rakyat yang tertindas
akan memperoleh kemerdekaannya. oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran dan
persatuan untuk dapat meraih kemerdekaan dalam melawan Belanda.
C. Kritik Terhadap Pemikiran Hatta
Menurut saya konsep
nasionalisme yang digagas oleh Hatta merupakan pilar penting dalam sebuah
bangsa. Hal ini disebabkan karena ketika rasa nasionalisme menguat dalam sebuah
masyarakat maka akan melahirkan semangat kebangsaan yang tinggi yang membangun
kekuatan yang maha dahsyat. Dalam hal ini, bangsa Indonesia sebagai wilayah
yang majemuk perlu untuk menyatukan persamaan untuk cinta pada tanah air.
Nasionalisme dibutuhkan untuk mencegah sentimental kedaerahan dan penyatuan
kekuatan untuk melawan penjajah.nasionalisme yang digagas oleh Hatta sangat
berbeda dengan konsep nasionalisme barat. Paham kebangsaan di Eropah. Di eropah
paham kebangsaan merupakan peralihan masyarakat agraris menjadi industri. Dalam
masa itu, maka lahirlah golongan menengah dan atasan yang memonopoli kebangsaan
sedangkan nasionalisme Indonesia lahir sebagai reaksi atas kolonialisme Eropah Barat. Dengan demikian, saya menilai bahwa pemikiran
politik Hatta sangat cerdik dan cerdas. Usahanya dalam membakar semangat
intelektual muda “pemuda” merupakan hal yang sangat strategis. Alasannya karena
jiwa muda masih memiliki semangat
idealisme yang kuat. Pergerakan yang sangat efektif dan memiliki kekuatan yang
besar jika dipelopori oleh pemuda. Hal ini terbukti sampai dengan sekarang
bahwa pemuda merupakan kekuatan yang besar, misalnya peran pemuda dalam
menjatuhkan rezim orde baru.
Konsep tentang koperasi
yang digagas oleh Hatta, saya nilai sangat bagus. Saya melihat bahwa koperasi
mampu untuk meningkatkan perdapatan “makmur” masyarakat Indonesia. Ide ini
kemudian menjadi ciri khas dari Indonesia yang memiliki basis ekonomi
kerakyatan. sifat dari koperasi sendiri memberikan keadilan untuk semua
anggotanya dan membutuhkan kerja sama dalam mengembangkannya, hal ini sangat
cocok dengan nilai gotong-royong yang melekat dalam budaya Indonesia. Dengan demikian,
koperasi sangat membantu masyarakat dan mampu mengurangi kemiskinan di
Indonesia.
[1] John Ingleson, Perhimpunan Indonesia dan Pergerakan
Kebangsaan, (Jakarta : Grafiti, 1993), hal 16.
[2]
Ibid, hal 23.