Negara
dan Kapital di Bawah Orde Baru:Kajian Teoretis
Oleh:Dr.H.Suhaeli,M.SI
secara
umum saya akan membahas tentang ciri yang paling menonjol dalam orde baru, struktur
politik orde baru, serta secara khusus akan membahas tentang langkah dan
kebijakan negara melalui analisis hubungan negara, ekonomi, dan masyarakat.
Dalam hal ini, cirri dan struktur politik orde baru memiliki kaitan yang erat
dengan hubungan negara, ekonomi dan masyarakat. Artinya bahwa struktur politik
akan dijelaskan untuk memberikan gambaran pokok agar membangun konteks politik
untuk menganalisis hubungan antara negara, ekonomi, dan masyarakat. Dengan
demikian, akan dapat memahami logika dibalik arah kebijakan umum orde baru.
Secara struktur
politik, orde baru membangun struktur politiknya dengan ciri sebagai berikut;
a)
Presiden memiliki kekuasaan yang besar
sedangkan kekuasaan DPR sangat kecil;
b)
kontrol yang ketat oleh penguasa
terhadap pemilihan anggota DPR;
c)
konsolidasi dan sentralisasi kekuasaan
militer pada departemen pertahanan dan keamanan;
d)
penyebaran personel militer ke dalam
posisi-posisi kekuasaan dalam birokrasi negara;
e)
korporasi organisasi politik yang
diprakasai oleh negara;
f)
politik ideologi dengan dijadikannya
pacasila sebagai alat legitimasi kekuasaan negara dan;
g)
pengambilalihan aparat negara oleh para
pejabatnya yang menyimpang dari konstitusi dan pembatasan hukum dalam
melaksanakan kekuasaan.
Dengan demikian, struktur politik ini
mencirikan pemerintahan orde baru sebagai pemerintahan militer otoriter pejal
dan tersentralisasi, pengambilalihan negara oleh para petinggi, disingkirkannya
partai politik dari partisipasi efektif dalam proses pengambilan keputusan.
Keberadaan Indonesia
dibawah kekuasaan Presiden Soeharto dinilai orde baru sebagai negara teknokrat,
orde baru sebagai pemerintahan birokratik, orde baru sebagai negara koraprador
dan orde baru sebagai negara qua negara. Pertama,
orde baru sebagai negara tektokrat yakni bahwa kekuatan penting terhadap
pembuatan keputusan ekonomi terletak di tangan sekelompok para ekonom. Peran
kaum teknokrat sebagai manajer serangkaian kebijakan ekonomi dan sebagai
penulis kebijakan yang dirancang untuk menyediakan akses masuknya modal
internasional ke Indonesia selain itu, kaum teknokrat merupakan pengendali
Bappenas serta pengaruh kebijakan ekonomi kapitalis liberal. Peran kaum
teknokrat yang begitu besar disebabkan karena kebutuhan Indonesia akan
investasi kapital, pinjaman dan bantuan internasional. Kedua, orde baru sebagai
pemerintahan birokratik yakni bahwa pembagian masyarakat ke dalam golongan
elite ditentukan oleh posisinya dalam birokrasi negara. Kegiatan politik dalam
model ini ditentukan dari ikatan psikologis dan kultur para aktor politik.
Model ini bersifat terpancar, terpatok dan partikularis. Dampak dari model ini
ialah pengambilalihan layanan umum dan kekuasaan oleh penguasa politik,
bercampurnya kekuatan politik dengan otoritas birokrasi, dan organisasi
kegiatan politik dalam struktur patron dan klien. Orde baru menerapkan model
ini dalam upaya untuk mempertahankan kekuasaan politiknya. Ketiga, orde baru sebagai negara koraprador yakni, dengan
menggunakan pendekatan dengan menggunakan teori ketergantungan. Secara umum
djelaskan bahwa ketergantungan itu merupakan reintegrasi kapitalisme Indonesia
ke dalam system global artinya bahwa terdapat subordinasi struktur ekonomi
Indonesia sebagai yang diperlukan oleh modal internasional dan subordinasi
terhadap borjuis domestik Indonesia. Keempat,
orde baru sebagai negara qua negara yakni bahwa kebutuhan akan menyusun kembali
basis pendapatan negara merupakan pertimbangan terpenting, dan negosiasi dengan
ekonomi capital dunia merupakan hal dapat memberikan solusi. Pada masa orde
baru dilakukan upaya negosiasi kembali terhadap hutang luar negeri, kemudian
pajak perusahaan asing dari minyak, gas dan timah menjadi basis pendapatan
negara. Dengan demikian kebijakan Negara terhadap modal internasional harus
dipandang sebagai konsekuensi kebutuhan untuk membangun basis pendapatan
negara.
Keadaan tersebut salah
satu faktornya disebabkan karena razim orde lama tidak berhasil dalam
menggantikan modal asing dengan modal pribumi. Hal ini dapat dilihat ketika
Soekarno mencoba menggantikan modal asing dan menggantikannya dengan
kapitalisme nasional yang dipimpin oleh negara. Selain itu terdapat upaya-upaya
untuk menggantikan kapital pedagang golongan golongan Cina di daerah pedalaman
dengan modal pedagang kecil pribumi serta negara juga menyediakan kondisi legal
bagi organisasi kaum tani di bawah PKI yang berusaha melakukan redistribusi tanah
dan meruntuhkan dominasi sosial dan ekonomi tuan tanah pedalaman. Perombakan
struktur sosial dan ekonomi Indonesia tersebut menuai bencana. Hal ini yang
kemudian meruntuhkan kekuasaan Soekarno.
Dapat disimpulkan bahwa
jalannya Negara Indonesia berdasarkan kondisi yang kompleks diantaranya karena
beberapa faktor:
1.
kepentingan kaum birokrat politik
sebagai penasehat negara terkait dengan upaya mengamankan dalam melanjutkan
kelangsungan hidup fiskal, sebagai anggota militer berkepentingan melanjutkan
dominasi politiknya, sebagai anggota faksi berkepentingan memelihara dan
memperluas posisi pemgaruh dan kekuatan yang bersangkutan;
2.
kepentingan para birokrat politik dalam
hubungannya dengan kepentingan kelas sebagai pemilik modal dan tanah, sebagai
mitra dan sekutu kaum kapitalis, tergantung pada keuangan yang dipasok oleh
grup-grup korporasi dan sebagai pribadi yang dipengaruhi oleh bentuk-bentuk
tertentu ideologi dan budaya kapitalis dan;
3.
terdapat macam-macam pembatasan,
kewajiban dan tekanan yang menimpa negara oleh berbagai konfigurasi kekuatan
kelas serta konflik yang terdapat di dalam tatanan sosial dan ekonomi yang ada.
Hal ini menyiapkan kondisi hukum, politik dan fiscal yang penting bagi proses
pertumbuhan ekonomi dan akumulasi kapital.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar